Sunat Berdampak Positif Bagi Kesehatan
Mahdian Klem, Metode Modern Bersunat
mimbarumum.co.id – Sunat tidak hanya menjadi bagian dari tradisi dan anjuran keagamaan, tetapi juga terbukti memberikan dampak positif pada kesehatan.
Pasalnya kulup yang tidak dibuang dapat menjadi tempat berkumpulnya kotoran. Apabila kotoran tersebut dibiarkan dapat menumpuk dan berisiko menyebabkan infeksi pada area genital laki-laki.
Sunat atau dalam istilah medis disebut sirkumsisi merupakan prosedur membuang sebagian atau seluruh kulit penutup depan penis (kulup).
Pemilihan metode sunat juga harus diperhatikan untuk mengurangi risiko komplikasi yang kemungkinan dapat terjadi, seperti pendarahan, infeksi, nyeri, kulup yang dibuang kurang atau terlalu banyak dan trauma pada anak pascasunat.
Baca Juga : Khitan Massal Kurangi Kegiatan Anak Diluar Rumah
Pengalaman atas tindakan konvensional (dianggap menyakitkan, masih tradisional, lama sembuh, menghambat aktivitas) juga memicu keraguan bahkan ketakutan bagi sebagian masyarakat untuk melakukan sunat
“Kemungkinan tersebut bisa saja terjadi, oleh sebab itu tindakan sunat perlu dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dan menggunakan peralatan yang memadai, sesuai standar dan aman,” terang dr. Tomy Kesuma Putra,, dalam keterangan persnya Jumat (25/9/20).
Metode Modern
Seiring berjalannya waktu, paparnya, kebutuhan metode sunat yang lebih aman dan nyaman kian meningkat, salah satunya adalah metode Mahdian Klem.
Menurut dr. Tomy yang merupakan praktisi sunat dari Rumah Sunat dr. Mahdian cabang Medan itu, metode tersebut diminati banyak dokter karena dinilai lebih higienis, aman, dan penggunaannya yang mudah.
“Mahdian Klem ini disposable, satu anak satu klem. Kalau metode sunat lainnya masih ada kemungkinan dipakai pasien lainnya,” ujar dr. Tomy.
Layanan ke Rumah
Pandemi Covid-19 telah mengkondisikan masyarakat untuk menunda sirkumsisi karena kekhawatiran terhadap wabah tersebut.
Mereka tidak siap harus bepergian ke fasilitas penyedia tindakan sunat. Sekaitan itu, Rumah Sunat dr. Mahdian pun memberi solusi dengan meluncurkan layanan sunat di rumah.
“Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat ,” ucap dr. Tomy.
Layanan itu, katanya diharapkan menjadi solusi atas kekhawatiran para orangtua sehingga anak tidak harus beranjak ke mana-mana, baik sebelum melakukan tindakan, maupun setelahnya.
“Secara psikologis, anak akan lebih nyaman disunat di rumah atau dikamarnya sendiri,” ungkap praktisi medis itu.
Pada bagian lain ia memaparkan keunggulan layanan sunat di Rumah Sunat dr Mahdian, antara lain tanpa antri, hemat waktu, dan privasi lebih terjamin.
Mereka juga mengklaim memiliki tenaga dokter berpengalaman dengan jam terbang tinggi dan tenaga perawat yang terlatih serta dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan tindakan.
“Sunatnya tanpa jarum suntik. Dan alat cirsumcision kit sekali pakai,” terang dr. Tomy.
Mahdian Klem merupakan karya anak bangsa yang sudah memiliki ijin edar bahkan telah direkomendasikan WHO sebagai metode yang lebih aman, nyaman dan langsung bisa beraktifitas.
Produksi Anak Bangsa
Mahdian Klem diciptakan oleh dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, seorang tim medis Indonesia.
Penemuannya itu dilatarbelakangi trend penggunaan klem di Indonesia yang semakin meningkat.
Namun saat itu klem sunat masih harus diimpor dari luar negeri sehingga berdampak pada biaya sunat yang tinggi.
Menyadari kondisi tersebut, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS memilih menciptakan klem sunat yang berkualitas tinggi, kuat, memiliki daya jepit maksimal namun ringan dan sesuai anatomis anak Indonesia.
Tien Winarko selaku Head of Marketing Communication Mahdian Grup menyebutkan metode karya anak bangsa itu menjadikan proses sunat lebih mudah.
“Cepat hanya 10 menit, minim perdarahan, tanpa jahit, tanpa perban, proses penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan metode sunat konvensional, dan anak langsung bisa beraktivitas pascasunat,” paparnya.
Mahdian Klem kini terdapat di lebih dari 40 cabang yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. (rel)
Editor : Masrin
Sumber : https://mimbarumum.co.id/sunat-berdampak-positif-bagi-kesehatan/