Customer Service
+6285775282700

Ekstrak Brotowali, sebagai Antimikroba

  • 9 July 2018

Banyak yang bertanya seberapa besar efektivitas herbal dalam mengatasi beberapa kondisi penyakit. Minimnya penelitian dengan sekala besar menjadi salah satu kendala kenapa herba belum banyak digemari. Salah satu herba yang manfaatnya sudah banyak dibuktikan adalah galega officinalis, dari herba ini peneliti mengambil komponen yang diberi nama biguanidine yang saat ini menjadi obat anti diabetes yang dikenal dengan nama metformin.

Herba lain yang saat ini juga menjadi perhatian banyak piahak adalah brotowali atau dengan nama latinnya tinospora crispa. Dalam herba brotowali terdapat beberapa komponen yang bermanfaat seperti ethanol dan kloroform. Keduanya terbukti efektif dan memiliki aktivitas sebagai antimikroba terutama gram positif seperti bacillus cereus, staphylococcus aureus, listeria monoctogens, streptococcus pneumonia dan clostridium diphtheria. Herba ini juga memberikan manfaat pada beberapa bakteri gram negative seperti shigella flexneri, salmonella typhi, proteus vulgaris, Escherichia coli dan klebsiella pneumonia.

Sementara ektrak etanol yang dihasilkan dari herba tinospora crispa, juga secara efektif menghambat aktivitas S. flexneri, C. diphtheria dan S. pneumonia. Pada tahun 2011 Mohammad Md, mengungkapkan bahwa ektrak tinospora crispa dalam penelitiannya secara efektiv menghambat perkembangan E. coli, B. cereus, dan S. typhi. Sementara Chittur dan Gunjan pada tahun 2012 melaporkan bahwa dosis 50 mikrogram/ mL ektrak tinospora crispa mampu menghambat perkembangan E. coli secara efektif.

Penelitian lain yang dilakukan di fakultas farmasi universitas katolik widya mandala Surabaya oleh dien ariani limyati dan kawan-kawan, untuk mengetahui efektivitas ekstrak brotowali terhadap S. aureus menunjukan bahwa, ekstrak batang brotowali dengan konsentrasi 1,0 g/mL bersifat bakteriostatik terhadap staphylococcus aureus atau setara dengan 13,58 g/mL streptomisin sulfat, yang merupakan antibiotic golongan aminoglikosida.

Sumber :  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4800188/#B4